Geografi

@geostudent_indonesia

BIOSFER



Hakekat Biosfer 

Biosfer dalam geografi merupakan bentang fenomena keruangan mahluk hidup yang meliputi flora dan fauna. Studi tentang biosfer lebih diutamakan pada pengkajian persebaran tumbuhan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, sedangkan manusia dikelompokkan secara khusus menjadi antroposfer. abang geografi yang secara khusus mempelajari sebaran biosfer dinamakan Biogeografi, meliputi Fitogeografi (geografi tumbuhan) dan Zoogeografi (geografi binatang). Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem itu mencakup seluruh mahluk hidup penghuni geosfer yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh. Selain manusia, mahluk hidup yang mendiami planet bumi adalah flora dan fauna. Baik flora maupun fauna ada yang hidup di wilayah daratan dan di perairan, baik kawasan air tawar ataupun di wilayah laut. Namun tentunya tidak semua wilayah permukaan bumi dapat menjadi tempat hidup organisme. Hal ini sangat terkait dengan persyaratan serta faktor-faktor pendukung dan penghambat bagi kelangsungan hidup organisme itu sendiri. Wilayah-wilayah di permukaan bumi yang cocok menjadi lingkungan hidup organisme ini dikenal dengan biosfer. Secara etimologi, biosfer terdiri atas dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup atau seluruh ruang hidup yang ditempati organisme. Pada dasarnya, biosfer terdiri atas 3 lingkungan utama atau biosiklus (biocycle), yaitu biosiklus darat, biosiklus air tawar (sungai, danau, atau kolam), dan biosiklus air asin (laut) atau samudera. Setiap mahluk hidup memiliki tempat masing-masing di lapisan biosfer untuk tetap hidup sesuai caranya. Tempat hidup itu disebut habitat. Menurut Sudjiran, habitat menunjukkan tempat tumbuh sekelompok organisme dari berbagai jenis yang membentuk suatu komunitas. Berarti, setiap mahluk hidup (tumbuhan, binatang, dan manusia) memiliki cara masing-masing dalam memanfaatkan lingkungan untuk mempertahankan hidupnya yang disebut adaptasi. Di dalam studi mahluk hidup kita juga mengenal ekosistem dan bioma. Orang pertama kali yang memperkenalkan istilah ekosistem adalah 
A. Tansley (1935) seorang ahli biologi dari Inggris. Menurutnya eksosistem (sistem ekologi) ialah suatu sistem yang meliputi komponen tumbuh-tumbuhan, binatang, serta lingkungan fisik tempat hidupnya. Komponen-komponen tersebut senantiasa berinteraksi dan saling 3 mempengaruhi satu sama lain, sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sebagai contoh fungsi utama tumbuhan adalah sebagai produsen yang menghasilkan bahan makanan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup konsumen (binatang dan manusia). Kemudian, beliau mengemukakan bahwa ekosistem meliputi komponen-komponen berikut ini.
 a. Komponen biotik, terdiri atas:
 1) tumbuhan sebagai produsen, 2) binatang sebagai konsumen, meliputi; a) herbivora, yaitu binatang pemakan tumbuhan, b) carnivora, yaitu binatang pemakan daging, c) omnivora yaitu binatang pemakan tumbuhan dan daging, serta d) bakteri dan jamur sebagai penguarai, 
b. Komponen abiotik, meliputi iklim, bahan-bahan anorganik berupa mineral-mineral yang terdapat dalam batuan, tanah, air dan udara, seperti Karbon (C), Nitrogen (N), Karbondioksida (CO2), Air (H2O), Oksigen (O2), Besi (Fe), Magnesium (Mg) dan lain-lain. 


 Bioma

 Bioma menurut Charles Kendrich diartikan sebagai unit-unit geografis yang besar, perbedaannya didasarkan pada tipe-tipe klimaks atau dominan vegetasi (tumbuhan) atau bentuk kehidupan binatang. Sistem penamaan bioma umumnya didasarkan atas vegetasi utama yang mendominasi suatu wilayah di bawah pengaruh iklim. Ciri-ciri umum yang menandai suatu bioma antara lain sebagai berikut ini
a. bioma merupakan komunitas klimaks, artinya di wilayah tersebut terdapat suatu bentuk vegetasiutama yang mendominasi kawasan itu, misalnya hutan gugur daun, hutan berdaun jarum (hutan konifer), atau padang rumput; 
b. bioma terbentuk sebagai hasil interaksi antara unsur-unsur lingkungan, yaitu iklim, tanah, dan organisme yang hidup di lingkungan tersebut (biota); 
c. bioma merupakan komunitas (satuan kehidupan) yang cukup mantap dalam periode waktu yang lama, kecuali terjadi suatu kejadian tiba-tiba yang mengganggu kestabilan komunitas, misalnya bencana alam, wabah penyakit, perubahan tatanan iklim global, atau gangguan oleh manusia; 
d. suatu jenis bioma dapat dengan mudah dikenali dengan melihat petunjuk vegetasi utamanya (vegetasi klimaks); 
e. bioma biasanya menempati wilayah yang luas. Sistem bioma merupakan salah satu cara mempelajari persebaran berbagai jenis tumbuhan. Sistem bioma menekankan pada dinamika komunitas yangerhubungan dengan iklim dan faktor lingkungan lainnya, selain memperhatikan sejarah evolusi geologinya. Bioma-bioma di permukaan bumi dapat dibedakan menjadi 7 kelompok, yaitu Bioma Hutan Hujan Tropik, Bioma Savana, Bioma Steppa (Padang Rumput), Bioma Tundra, Bioma Taiga, Bioma Gurun, dan Bioma Hutan Gugur. Pemahaman tentang biosfer sangat penting dalam pengelolaan sumberdaya hayati, terutama karena perkembangan kehidupan tumbuhan dan fauna yang semakin berkurang dikarenakan, menyempitnya luas hutan akibat adanya kebakaran atau perambahan hutan oleh manusia.

 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Distribusi Flora dan Fauna

Tidak semua wilayah di muka bumi dapat dihuni oleh mahluk hidup. Berdasarkan penelitian diperkirakan hanya sekitar 1/550 bagian saja dari muka bumi 4 yang berpotensi sebagai lingkungan hidup. Hal ini berarti, kehidupan flora dan fauna di suatu wilayah sangat terkait dengan kondisi lingkungannya. Itulah yang menyebabkan persebaran flora dan fauna secara tidak merata di permukaan bumi.  Keberadaan fenomena biosfer merupakan fungsi dari kondisi lingkungan di sekitarnya. Karena kondisi iklim dan tanah di permukaan bumi sangat beragam, maka beragam pula persebaran flora dan fauna. Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi keberadaan flora dan fauna di muka bumi antara lain adalah faktor klimatik (iklim), edafik (tanah), dan biotik (mahluk hidup). Berikut akan dibahas mengenai faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi. 

a.. Faktor klimatik
Iklim merupakan faktor dominan yang mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim ekstrim seperti kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi atau gurun yang gersang sudah barang tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan organisme. Karena itu, persebaran tumbuhan dan binatang di kedua wilayah ini sangat minim baik jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya di daerah tropis merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan spesies.   Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna antara lain suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan. 

1) Suhu 
Posisi lintang di bumi sangat berhubungan dengan penerimaan intensitas penyinaran matahari yang berbeda-beda di berbagai wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zone lintang iklim tropis menerima penyinaran matahari setiap tahun relatif lebih banyak dibandingkan wilayah lain. Perbedaan ini menyebabkan variasi suhu udara di berbagai kawasan di muka bumi.   Perbedaan suhu juga terjadi karena secara vertikal yaitu letak suatu wilayah berdasarkan perbedaan ketinggian di atas permukaan laut. Coba Anda identifikasi tentang pengaruh suhu tersebut dan berikan contohnya!   Kondisi suhu udara tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimum serta tingkat toleransi yang berbeda satu sama lain. Contoh, flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan toleransi lebih tinggi terhadap perbedaan suhu ekstrim antara siang dan malam dibandingkan dengan flora dan fauna tropis.   Secara umum wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau panas merupakan habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian besar kehidupan organisme, baik manusia, flora dan fauna. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi mahluk hidup. Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Karena itu, sistem penamaan habitat tumbuhan sering kali sama dengan kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi. 

2) Kelembaban Udara
faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di muka bumi adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi. Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
a. Xerofit, berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti tumbuhan. Jadi xerofit merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya terutama dikawasan gurun ( kawasan arid ). Contohnya kaktus.
b. Hidrofit, berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang khusus beradaptasi pada lingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi ini adalah cenderung mempunyai sistem perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan ruang renik ( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, pakupakuan, selada air, kangkung dan sebagainya.
c. Mesofit, berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan. Jadi mesofit merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerahdaerah lembab tetapi tidak sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang rendah ( tropis ) dengan curah hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur
d. Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak menguntungkan ) . Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun  lebat dengan cabang-cabang yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi khas daerah tropis, seperti pohon jati.

3) Angin
 Angin berfungsi sebagai alat transportasi yang memindahkan benih beberapa jenis tumbuhan dan membantu proses penyerbukan. Selain itu, angin berfungsi untuk mendistribusikan uap air atau awan yang mengandung hujan dari suatu tempat ke tempat lain.  

4) Curah Hujan 
Kebutuhan air bagi mahluk hidup sangatlah vital, karena air adalah sumber kehidupan. Dalam siklus hidrologi, hujan merupakan sumber bagi pendistribusian air yang ada di permukaan bumi ini. Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola persebaran dan kerapatan mahluk hidup antar wilayah biasanya tergantung dari tinggi-rendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tinggi umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih kering. Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan tinggi. 

b. Faktor Edafik 
  Selain iklim, faktor lingkungan lainnya yang mempengaruhi persebaran mahluk hidup terutama tumbuhan adalah kondisi tanah atau edafik. Tanah merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman. Tingkat kesuburan tanah merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan. Ini berarti semakin subur tanah maka kehidupan tumbuhan semakin banyak jumlah dan keanekaragamannya. Coba Anda analisis mengapa demikian? 

c. Faktor Biotik 
Manusia adalah komponen biotik paling berperan terhadap keberadaan tumbuhan dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun merubah tatanan kehidupan tumbuhan dan fauna. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia selalu berusaha memanfaatkan lingkungan hidup di sekitarnya semaksimal mungkin, walau kadang-kadang dapat merusak kelestariannya. Sebagai  6 contoh dengan kemajuan IPTEK, dalam waktu relatif singkat manusia mampu merubah kawasan hutan menjadi daerah permukiman dan areal pertanian. Perubahan fungsi lahan ini tentunya berakibat terhadap kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin sejak lama.

Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia 

Persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia. Flora dan fauna Indonesia dibedakan menjadi tiga, yaitu flora dan fauna asiatis, peralihan (asli), dan australis. Flora dan fauna asiatis ditemukan di Indonesia bagian barat. Flora dan fauna australis ditemukan di Indonesia bagian timur. Flora dan fauna di Indonesia bagian tengah merupakan flora dan fauna asli Indonesia. Pembagian ini didasarkan hasil penelitian penelitian Alfred Russel Walace dan Max Wilhelm Carl Weber.

A. Persebaran Flora di Indonesia
 Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan saja menyimpan berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru dunia.  Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Selain iklim, tanah yang subur menyebabkan berbagai jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia. Flora Indonesia terdiri dari sekitar 4.000 jenis pohon, 1.500 jenis paku pakuan, dan 5.000 jenis anggrek. Ciri khas flora di Indonesia antara lain: 1) Umumnya vegetasinya selalu hijau 2) Jumlah dan tumbuhan banyak 3) Jenis tumbuhan endemik banyak  Secara khusus flora di Indonesia  terbagi menjadi tiga yaitu :

1) Flora Indonesia bagian barat
termasuk region  flora Asia, cirinya tipe hutannya heterogen, pohonnya berjenis-jenis, sehingga masih lebat dengan curah hujan tinggi, dan sering disebut hutan hujan tropis.Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman yang tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

 2) Flora Indonesia bagian tengah
termasuk flora peralihan. ciri iklimnya makin kering, curah hujan sedikit/ rendah, sehingga banyak dijumpai sabana dan stepa, tipe hutannya homogen.Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan yang terdapat di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara terdapat padang rumput alami yang baik untuk daerah peternakan.

Pulau Jenis Flora
Sumatera : pinus, kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin, dan raflesia
Jawa : jati meranti, mahoni, beringin, pinang, bunga anggrek, dan bugenvil
Kalimantan : ramin, kamper, meranti, besi, jelutung, bakau, pinus, dan rotan
Pulau Jenis Flora Sulawesi : eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan, dan beberapa jenis bunga anggrek
Nusa Tenggara : jati, sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa jenis bunga anggrek Maluku sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu putih, dan anggrek

3) Indonesia Bagian Timur termasuk region Australia,  Cirinya tipe hutannya homogen/ sejenis hutan musim. pada saat musim kemarau pepohonannya banyak yang gugur dan curah hujan sedang. Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering dijumpai di Papua adalah jenis conifera seperti agatis alba dan obi. Di daerah dataran rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau.

Persebaran Fauna di Indonesia 

Fauna di Indonesia mencerminkan posisinya diantara  Benua Asia (Oriental) dan Benua Australia (Australian). Secara geologis kepulauan Indonesia terbagi atas tiga wilayah, yaitu bagian Barat yang menyatu dengan benua asia disebut  landas kontinen sunda (paparan sunda), bagian tengah disebut wilayah peralihan,  sedangkan bagian timur Indonesia menyatu dengan benua Australia  disebut landas kontinen sahul atau paparan sahul.   Diantara landas kontinen sunda dengan  wilayah peralihan terdapat batas flora dan fauna  asia yang disebut garis Wallace. sedangkan antara wilayah peralihan  dengan landas kontinen sahul terdapat batas  flora dan fauna Australia  yang disebut garis Weber.

Garis Wallace dan Weber membagi wilayah Indonesia menjadi 3 bagian
 

Berdasarkan gambar di atas yang membagi daerah  Indoensia menjadi 3 bagian yaitu:
1) Garis Wallace, adalah garis khayal yang membatasi jenis faua dan flora Asiatis dengan jenis fauna dan flora peralihan.
2) Garis Weber, adalah garis khayal yang membatasi fauna dan flora peralihan dengan jenis fauna dan flora Australis.
Di Indonesia terdapat 3 bagian persebaran fauna yaitu :
1) Wilayah Fauna Indonesia Barat 
Wilayah fauna Indonesia barat meliputi pulau Sumatera, pulau Bali, pulau Jawa, pulau Kalimantan serta pulau-pulau kecil disekitarnya. region fauna Indonesia barat sering disebut wilayah  fauna tanah sunda. Wilayah fauna indonesia tengah dengan wilayah paparan sunda dibatasi oleh garis wallace.
Fauna ini disebut juga dengan sebutan fauna Asiatis .Penyebaran Fauna Asiatis terdapat sebelah barat yang meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Fauna

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat contoh  jenis fauna wilayah Indonesia Barat yaitu:
a. Mamalia, terdiri atas gajah, badak bercula satu, rusa. banteng, kerbau, monyet, prang utan, macan,         tikus, anjing, beruang, kijang, ajag, kelelawar, landak, babi hutan, kancil, dan kukang.
b. Reptil, terdiri atas buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, biawak, bunglon, dan trenggiling.
c. Burung, terdiri atas burung hantu, elang, jalak, merak, kutilang, dan berbagai macam unggas.
d. Berbagai macam serangga (insekta)
e. Berbagai macam ikan air tawar dan pesut, yaitu sejenis lumbalumba dari sungai mahakam.

 Gajah Sumatera
Sedangkan menurut letak keberadaannya fauna Indonesia barat terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan  pulau-pulau kecil di sekitarnya. Macam-macam fauna Indonesia barat adalah sebagai berikut.
Pulau Jenis Fauna
Sumatera
gajah, harimau, tapir, badak, orang utan, kera, pelanduk, siamang, kijang, ular, kambing, burung kakaktua, kutilang, tekukur, dan gereja
Jawa
harimau, badak, tapir, domba, kambing, rusa, kerbau liar, monyet, ular, musang, burung gereja dan burung belibis. Kalimantan  orang utan, kukang, monyet bekantan, kijang, musang, pelanduk, buaya, burung elang, pekakak, kakatua, rajawali, serta ular piton dan kobra.

2) Wilayah Fauna Indonesia Tengah (wilayah Wallace)
Wilayah fauna Indonesia tengah sering disebut wilayah fauna Wallacea (peralihan). region ini terdiri dari Pulau Sulawesi dan kepulauan di sekitarnya, kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor dan kepulauan Maluku. Daerah fauna Peralihan dibatasi oleh garis Wallace yang membatasi dengan fauna di dataran Sunda dan garis Weber yang membatasi dengan fauna di dataran Sahul.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat contoh  jenis fauna wilayah Indonesia Barat yaitu:
a. mamalia, terdiri atas anoa, babirusa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, beruang, tarsius, monyet,       seba, kuda, sapi, dan banteng.
b. reptil, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, buaya, ular, dan  boaboa.
c. amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
d. berbagai macam burung, natara lain burung dewata, maleo, mandar, raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakak tua, nuri, merpati, dan angsa.
Sedangkan menurut letak keberadaannya fauna Indonesia peralihan terdapat di Pulau Sulawesi dan sekitarnya, dan  kepulauan  Nusa tenggara. Macam-macam fauna Indonesia Peralihan adalah  sebagai berikut Pulau Jenis Fauna Sulawesi dan sekitarnya rusa, anoa, musang, dan monyet Kepulauan Nusa tenggara sapi, rusa, komodo, domba, burung kakaktua, jalak, dan nuri Babi Rusa

3) Wilayah Fauna Indonesia Bagian Timur 

Wilayah fauna Indonesia timur atau wilayah paparan sahul meliputi wilayah papua (Irian Jaya) dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya. wilayah Indonesia bagian timur dengan wilayah fauna kepulauan Wallace dibatasi oleh garis Weber.  Fauna Indonesia timur disebut juga fauna Australis. Fauna ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya. Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan dengan binatang-binatang di benua Australia.Fauna Indonesia timur meliputi jenis hewan berikut:
a. mamalia, terdiri atas kanguru, walaby, beruang, nokdiak (landak irian), oposum layang (pemanjat berkantung), kuskus, kanguru pohon, dan kelelawar.
b. reptilia, terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal, dan kura-kura.
c. amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
d. burung, terdiri atas nuri, raja udang, cendrawasih, kasuari, dan
    mandar.
e. berbagai jenis ikan.
f. berbagai macam serangga.
Sedangkan menurut letak keberadaannya fauna Indonesia Timur terdapat di Kepulauan Maluku, dan  Papua dan sekitarnya.

Macam-macam fauna Indonesia Timur adalah  sebagai berikut 
Pulau Jenis Fauna Maluku : kuskus, burung nuri, dan cenderawasih Papua dan sekitarnya rusa, kanguru, burung cenderawasih, kakaktua raja, kasuari, dan parkit.

Hewan-hewan yang terdapat di Indonesia
 Di Indonesia terdapat hewan endemik, sebelum nya  untuk dapat dikatakan endemik  suatu organisme harus ditemukan hanya di suatu tempat dan tidak ditemukan di tempat lain.
Contoh beberapa spesies yang bersifat endemik di Indonesia adalah    sebagai berikut:
1. Burung cendrawasih di Papua
2. Burung Maleo di Sulawesi
3. Komodo di pulau Komodo
4. Anoa di Sulawesi
5. Rafflesia Arnoldi terdapat di pulau Sumatera dan penyebarannya disepanjang bukit barisan dari NAD      sampai lampung.
6. Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) merupakan flora khas Indonesia yang terdapat dipulau           sumatera.

Dampak Kerusakan Flora dan Fauna Terhadap Kehidupan 

A. Kerusakan Flora, Fauna dan dampaknya. 

Dalam siklus kehidupan baik hewan maupun tumbuhan selalu terjadi evolusi, seleksi alam, dan adaptasi. Evolusi adalah perubahaan makluk hidup secara perlahan-lahan dari sederhana ke bentuk yang lebih sempurna dalam jangka waktu yang sangat lama. Jadi makluk hidup selalu mengalami perubahaan sehingga timbul spesies baru. Perlu diketahui bahwa tumbuhan dan hewan berasal dari makluk hidup masa lampau yang telah mengalami perubahaan dalam waktu yang sangat lama.
Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makluk hidup tertentu yang dapat bertahan dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup yang baru. Makluk hidup yang tidak mampu bertahan dan menyesuaikan dengan lingkungan yang telah berubah akan mati atau pindah kelingkungan lain. Dengan adanya seleksi alam ini, banyak hewan dan tumbuhan yang dulu hidup, sekarang telah punah

karena tidak mampu untuk survival menyesuaikan dengan lingkungan atau habitat yang ada.
Contoh kerusakan flora dan fauna yang terjadi di Indonesia akibat kegiatan manusia, misalnya :
1) Hutan menjadi gundul Dalam prakteknya tebang pilih juga mengorbankan pohon lain yang tertimpa sehingga banyak pohon kecil yang mati. Apabila penebangan dilakukan secara serampangan maka akan menghabiskan pohonpohon dihutan.
2) Tanah Longsor Akar-akar pohon di hutan berfungsi sebagai penahan tanah agar tidak tererosi dan longsor. Karena pohon sudah mati maka fungsi tersebut juga tidak dapat berlangsung.
3) Banjir Pohon-pohon di hutan dapat berfungsi sebagai penahan air hujan sehingga air meresap kedalam tanah. Namun, karena fungsi hutan berubah maka akar tidak mampu lagi menahan air akibatnya di dahilir atau di daerah yang lebih rendah akan banjir.
4) Rusaknya hutan habitat hewan dan makluk hidup lain. Rusaknya hutan berarti rusaknya tempat hidup hewan. Oleh karena itu. Kelestarian hewan di hutan juga terancam, begitu juga dengan makluk hidup lainnya.

B. Faktor-faktor yang menyebabkan kemusnahan fauna. 

Faktor-faktor yang menyebabkan kemusnahan fauna adalah sebagai berikut:

1) Faktor kematian merupakan faktor yang langsung mematikan atau mengurangi populasi. Misalnya pemangsaan, perburuan, penyakit, kelaparan dan kecelakaan.

2) Faktor kesejahteraan merupakan faktor yang menyangkut kuantitas dan kualitas lingkungan hidup fauna. Misalnya makanan, air dan tempat hidup. 3) Faktor manusia merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas makanan, air dan tempat hidup.

Pelestarian Flora dan Fauna  

Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak diburu untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat hidupnya dirusak manusia misalnya untuk dijadikan lahan pertanian, perumahan, industri, dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat terbatas tersebut dinyatakan sebagai flora dan fauna langka.

Untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1) Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar perkembangbiakannya tidak terganggu.           Tempat-tempat perlindungan ini berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.
2) Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi hewan-hewan tertentu,     seperti: • Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatera. • Daerah hutan       Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur. • Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
3) Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus memperhatik keseimbangan     yang sehat antara manusia dengan lingkungannya.
4) Menetapkan beberapa jenis           binatang yang perlu dilindungi seperti: Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan, Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan, Sarudung, owa, Sing Puar, Peusing.

5) Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain: • mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar. • perbaikan kondisi lingkungan hutan. • menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang. • sistem tebang pilih.
6) Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain: • melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar. • mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya. • mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
7) Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain: • mencegah perusakan wilayah perairan. • melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota lainnya, misalnya dengan bahan peledak. • melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.

Fungsi Suaka Margasatwa dan Cagar Alam 

Sebelum membicarakan tentang fungsi suaka margasatwa dan cagar alam, terlebih dahulu Anda harus mengerti apa yang dimaksud dengan suaka alam, suaka margasatwa, dan cagar alam.
Suaka alam merupakan kawasan di daratan dan perairan yang mempunyai fungsi utama sebagai kawasan perlindungan dan pengawetan  keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta tata lingkungannya. Suaka alam merupakan usaha konservasi flora dan fauna yang mencakup cagar alam dan suaka margasatwa. Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ekosistem asli, memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwanya. Suaka margasatwa bertujuan untuk melindungi dan melestarikan kelangsungan hidup satwa tertentu agar tidak punah. Selain  itu dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan tata lingkungannya. Kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan flora dan fauna yang hidup di dalamnya yang mempunyai nilai tertentu agar dapat berkembang sesuai dengan kondisi aslinya. Selain itu cagar alam juga dipergunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan rekreasi.

Kawasan Cagar Alam di Indonesia 
1. Cagar Biosfer Siberut
2. Cagar Biosfer Gunung Leuser
3. Cagar BiosferTanjung Putting
4. Cagar Biosfer Cibodas
5. Cagar Biosfer Lorelindu
6. Cagar Biosfer Komodo
7. Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari suaka margasatwa dan cagar alam adalah sebagai berikut:
• melindungi flora dan fauna dari ancaman kepunahan. • menjaga kesuburan tanah. • mengatur tata air. • menjadi tempat/obyek wisata. • menambah sumber devisa negara. • menjadi tempat belajar di lapangan (praktek). • menjadi tempat penelitian.

Pemanfaatan Flora dan Fauna 

Keberadaan flora dan fauna tak dapat dipisahkan didalam kehidupan manusia. Tumbuhan dan hewan mempunyai manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia. Ada saling ketergantungan antara tumbuhan, hewan dan manusia untuk kelangsungan hidup mereka masing-masing. Sebagian  hewan  mempunyai andil bagi pertumbuhan dan persebaran tumbuhan. Hewan pun hidup dari tetumbuhan juga. Bahkan hewan karnivora, seperti harimau  misalnya, sesungguhnya bergantung pada tumbuhan karena makanannya terdiri dari binatang herbivora yang hidupnya dari tetumbuhan Ketergantungan flora dan fauna pada manusia adalah dalam upaya perkembangbiakan, persebaran, dan pelestariannya.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia memanfaatkan flora dan fauna untuk berbagai tujuan. Pemanfaatan flora dan fauna oleh manusia antara lain adalah untuk :

a. Dikonsumsi Manusia membutuhkan makanan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan untuk keperluan tubuhnya agar tetap hidup dan sehat. Oleh sebab itu beberapa jenis tumbuhan dan hewan tertentu dikonsumsi oleh manusia

b. Tujuan/pendidikan/dan/penelitian Suaka margasatwa dan cagar alam merupakan tempat yang sangat ideal untuk tujuan pendidikan dan penelitian karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan jenis-jenis tumbuhan, hewan dan ekosistemnya.
c. Sarana/rekreasi  Keanekaragaman flora dan fauna digunakan pula untuk tujuan rekreasi sehingga dapat menghasilkan devisa bagi pemerintah. Contohnya Kebon Raya Bogor dan Kebon Raya Cibodas, di Jawa Barat, Pulau Komodo di P. Komodo, Tanjung Puting di Kalimantan, dan Ujung Kulon di Jawa Barat dijadikan tempat wisata dan banyak diminati oleh turis domestik dan  luar negeri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@templatesyard